Kamis, 10 Juli 2025

Hijrah Menuju Kebaikan: Gus Zakki Sampaikan Hikmah Muharram dan Kepedulian Sosial


Sugihan, 10 Juli 2025 — Peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek berlangsung penuh hikmah dan kebersamaan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Pimpinan Ranting Muslimat NU dan Fatayat NU Sugihan bersama Pemerintah Desa Sugihan tersebut dipusatkan di Balai Desa Sugihan, Rabu malam (10/7).

Acara ini dikemas dalam bentuk Pengajian Umum dan Santunan Yatim, Piatu, dan Dhuafa, dengan menghadirkan penceramah K.H. Muhammad Izuddin Zakki atau yang akrab disapa Gus Zakki, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Sugihan beserta jajaran Perangkat Desa, Pengurus NU dan Banom NU, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, serta ratusan jamaah dari Muslimat NU dan Fatayat NU Sugihan dan sekitarnya. Suasana penuh kekeluargaan dan keikhlasan tampak menyelimuti Balai Desa Sugihan pagi itu.

Dalam ceramahnya, Gus Zakki menyampaikan bahwa Tahun Baru Islam atau 1 Muharram bukan sekadar pergantian kalender, melainkan momentum untuk evaluasi diri dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Bulan Muharram adalah bulan yang sangat dimuliakan. Allah SWT menyebutnya sebagai salah satu dari empat bulan haram, bulan suci di mana amalan kebaikan dilipatgandakan dan dosa diperberat. Maka, mari kita jadikan Tahun Baru Hijriyah ini sebagai awal hijrah menuju pribadi yang lebih baik, lebih taat, lebih dermawan dan peduli sesama," tutur Gus Zakki.


Lebih lanjut, beliau mengingatkan tentang keutamaan menyantuni anak yatim, piatu, dan dhuafa sebagaimana banyak diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis.

"Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Aku dan orang yang memelihara anak yatim seperti ini di surga'—beliau sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan. Maka siapa yang memuliakan anak yatim, Allah akan memuliakan hidupnya," ungkapnya.

Santunan kepada yatim, piatu, dan dhuafa yang dilaksanakan dalam kegiatan ini, menurut Gus Zakki, adalah bentuk nyata dari solidaritas sosial dan kepedulian yang diajarkan dalam Islam.

"Kita ini diajarkan bukan sekadar menjadi manusia yang taat kepada Allah, tetapi juga harus memiliki kasih sayang dan kepedulian sosial kepada sesama makhluk-Nya. Memberi kepada anak yatim dan kaum dhuafa bukanlah mengurangi harta, justru Allah janjikan keberkahan dan rezeki yang berlimpah," tegas beliau.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan santunan kepada puluhan anak yatim, piatu dan kaum dhuafa secara simbolis, diiringi doa bersama untuk keberkahan dan keselamatan. Para jamaah tampak antusias dan haru mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga selesai.

Peringatan Tahun Baru Islam ini diharapkan menjadi agenda rutin yang tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keimanan, kepedulian sosial dan semangat kebersamaan di tengah-tengah masyarakat Desa Sugihan.



Editor : Tim Media YPP Al Falah Kedunglurah
.
Share:

"Kebutuhan manusia terhadap ilmu jauh lebih besar daripada kebutuhannya terhadap makan dan minum karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali saja dalam sehari, sedang ilmu, dibutuhkan dalam setiap embusan napas"

"Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamalkannya dan kemudian menyebarkannya." - Sufyan bin Uyainah

Bagi Bapak/Ibu Dewan Asatidz, Asatidzah, Wali Santri, Alumni atau Santri yang ingin menulis Artikel, Opini, Berita, Puisi, Khutbah (atau karya lainnya) dan menghendaki di PUBLIKASIKAN di Website YPP Al-FALAH ini, bisa dikirimkan melalui Email : yppalfalahkedunglurah@gmail.com. Terima Kasih

Informasi PPDB Tahun 2025

Informasi Penerimaan Calon Peserta Didik Baru YPP Al-Falah Tahun 2025

INFORMASI Penerimaan Calon Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2025/2026 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yayasan Pondok Pesantren AL-FALAH Kedunglurah ...

Terjemahkan

Kajian Kitab Kuning

Maqalah Imam Syafi'i

"Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena sulitnya ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran."