Selasa, 15 Juli 2025

Menemukan Makna Kehidupan dalam Tiupan Angin: Kajian Tafsir Surah Adz-Dzariyat bersama K.H. Muh. Izuddin Zakki

KAJIAN TAFSIR SURAT ADZ-DZARIYAT

Bersama K.H. Muh. Izuddin Zakki
(Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek)

Pada suatu malam yang sejuk, di serambi Masjid Al-Falah Kedunglurah, para santri berkumpul dalam suasana khidmat. Malam itu, mereka mendapatkan limpahan ilmu dari Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Kedunglurah, yaitu bapak K.H. Muhammad Izuddin Zakki. Dengan penuh hikmah dan kedalaman ilmu, beliau menyampaikan kajian tafsir Surat Adz-Dzariyat berdasarkan Tafsir Jalalain, salah satu kitab tafsir klasik yang menjadi rujukan utama di pesantren-pesantren Ahlussunnah wal Jamaah.


Mukadimah: Hakikat Hidup dan Tugas Manusia

Kiai Izuddin membuka kajian dengan muqaddimah yang menyentuh hati:

“Hidup ini seperti angin yang berhembus. Kadang terasa, kadang tak terlihat, tapi dampaknya nyata. Demikianlah manusia, jika hidupnya diisi dengan ibadah dan keikhlasan, walau tak selalu dilihat, pahalanya tetap mengalir.”


Makna “Adz-Dzariyat” dan Ayat Pembuka

Kiai Zakki menjelaskan bahwa Adz-Dzariyat berarti “angin yang menerbangkan”. Dalam ayat pertama:

وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا

 “Demi angin yang menerbangkan (debu) dengan kuat,”

Menurut Tafsir Jalalain, yang dimaksud dengan "adz-dzariyat" adalah angin yang Allah ciptakan untuk membawa perintah-Nya, menggerakkan alam, dan menjadi perantara rezeki. Kiai Izuddin mengingatkan, angin adalah simbol kekuasaan Allah — tak terlihat namun besar pengaruhnya. Ini mengajarkan manusia untuk tidak sombong dan menyadari kecilnya dirinya di hadapan Sang Pencipta.


Sumpah Demi Ciptaan-Nya: Tanda Kekuasaan Allah

Kiai Izuddin menguraikan ayat-ayat berikutnya sebagai rangkaian sumpah Allah:

فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا 

“Dan awan-awan yang mengandung (air hujan).”

فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا 

“Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah.”

فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا 

“Dan (malaikat) yang membagi-bagi urusan.”

Semua ini, lanjut beliau, adalah simbol pengaturan tartib ilahi (aturan ilahi) dalam kehidupan. Langit, awan, kapal, dan malaikat adalah tentara Allah yang bergerak sesuai perintah-Nya. Manusia pun seharusnya menyadari bahwa kehidupannya pun harus teratur, tertib, dan tunduk pada aturan ilahi.


Tujuan Penciptaan: Ibadah sebagai Hakikat Hidup

Salah satu titik fokus utama tafsir malam itu adalah ayat ke-56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ 

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.”

Dengan penuh kelembutan, Kiai Izuddin menegaskan:

“Hidup bukan sekadar makan, kerja, atau sekadar kesenangan. Tujuan utama kita adalah ‘liya’buduun’ – untuk menyembah Allah. Tafsir Jalalain menyebutkan: ‘Ayy li yuwahhidun – yaitu supaya mereka mentauhidkan Allah.’ Jadi, hakikat ibadah itu bukan hanya gerakan, tapi pengakuan akan tauhid yang sejati.”

Beliau juga mengingatkan bahwa ibadah itu luas, tidak hanya shalat, tapi juga menuntut ilmu, bekerja dengan jujur, menolong sesama, dan berbakti kepada orang tua.


Ancaman Bagi Pendusta dan Janji untuk Orang Bertakwa

Dalam ayat 15-19, Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang bertakwa akan berada dalam taman-taman surga. Mereka selalu berbuat baik di dunia, bangun malam, memohon ampun, dan menginfakkan hartanya.

Kiai Izuddin menekankan bahwa kunci keberkahan hidup adalah taqwa dan kesungguhan dalam amal. Dalam tafsir Jalalain, dijelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa bukan hanya takut kepada Allah, tapi juga menjaga hak-hak sesama makhluk.


Penutup: Refleksi dan Motivasi

Menutup kajian, Kiai Izuddin Zakki mengajak seluruh santri dan jamaah untuk menjadikan surat Adz-Dzariyat ini sebagai renungan kehidupan:

“Hidup ini pendek, seperti debu yang diterbangkan angin. Tapi kalau hidup ini diisi dengan ibadah, maka walau ringan seperti debu, ia akan naik ke langit sebagai amal yang berat di timbangan.”

Beliau juga menyitir pesan dari Imam Al-Ghazali:

“Waktu adalah kehidupan. Siapa yang menyia-nyiakan waktunya, maka dia telah menyia-nyiakan seluruh hidupnya.”


Akhir Kajian: Doa dan Harapan

Kajian ditutup dengan doa khusyuk yang dipimpin langsung oleh beliau, memohon agar Allah menjadikan kita semua hamba-hamba yang istiqamah dalam ibadah, teguh dalam tauhid, dan tulus dalam pengabdian.


Semoga kajian ini menjadi lentera hati bagi para pencari ilmu dan pengingat bahwa setiap hembusan angin, setiap detak waktu, adalah panggilan untuk kembali pada tujuan utama: beribadah kepada Allah SWT.



Diolah Oleh : Tim Media YPP Al Falah Kedunglurah
.
Share:

Senin, 14 Juli 2025

Ketua YPP Al-Falah: MATSAMA Adalah Pintu Masuk Santri Menuju Dunia Ilmu dan Akhlak


Kedunglurah, TrenggalekYayasan Pondok Pesantren (YPP) Al-Falah Kedunglurah kembali menggelar kegiatan MATSAMA (Masa Ta'aruf Siswa/Santri Madrasah) bagi peserta didik baru tahun ajaran 2025/2026. Kegiatan ini dimulai pada Senin, 14 Juli 2025 dan akan berlangsung hingga Jumat, 18 Juli 2025, melibatkan dua unit pendidikan sekaligus, yaitu Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falah dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qur'an Nurul Falah.

Hari pertama pelaksanaan (Senin, 14 Juli 2025) merupakan tahapan Pra-MATSAMA, diawali dengan sambutan dan arahan dari Ketua YPP Al-Falah, bapak K.H. Muhammad Izuddin Zakki. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya masa ta'aruf ini sebagai gerbang awal pembentukan kepribadian dan karakter santri.

“MATSAMA bukan sekadar orientasi, tetapi upaya awal untuk memperkenalkan dunia pesantren dan madrasah yang kaya nilai, budaya, dan tradisi pendidikan Islam. Santri harus tumbuh dalam suasana cinta ilmu, akhlak mulia, dan semangat moderasi,” ujar beliau di hadapan peserta dan dewan asatidz.


Selanjutnya, Ketua Panitia MATSAMA, Bapak Muchtar Anas Al Haris, S.Pd, memberikan penjelasan teknis pelaksanaan serta menunjuk petugas upacara pembukaan yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Petugas tersebut diambil dari siswa-siswi kelas XII MA sebagai bentuk keterlibatan aktif peserta didik senior dalam mendampingi adik kelas.

Kegiatan dilanjutkan dengan persiapan teknis pelaksanaan MATSAMA yang dipimpin oleh Bapak Febriansyah Luqman Wijaya, S.Pd dan Ibu Ismatul Fauziah, S.Pd, kemudian ditutup dengan latihan upacara pembukaan yang dipandu oleh Ibu Aning Turdiani, S.Pd dan Ibu Desita Puji Rahayu, S.Pd.

Secara resmi, kegiatan MATSAMA akan dilaksanakan mulai Selasa, 15 Juli hingga Jumat, 18 Juli 2025. Seluruh rangkaian pembekalan MATSAMA dilaksanakan di Serambi Masjid Al-Falah, dan diikuti oleh seluruh siswa baru dari kedua unit pendidikan serta para dewan asatidz dan asatidzah. Lokasi ini dipilih agar suasana pembinaan berlangsung lebih khidmat, religius, dan penuh nilai keberkahan.

Adapun materi kegiatan meliputi:

  • Kepesantrenan: Layanan dan kegiatan unggulan

  • Moderasi dan Toleransi dalam Islam

  • Nilai dan Tata Krama (Ibadah dan Akhlak)

  • Kedisiplinan dan Tata Tertib Madrasah

  • Profil dan Visi-Misi Madrasah

  • Pesantren Ramah Anak (Anti Narkoba, Anti Bullying, dan Edukasi Seksual)

  • Pembinaan Karakter dan Kesehatan

  • Ke-NU-an dan Adaptasi Kehidupan Pesantren


Dengan pendekatan yang menyentuh aspek spiritual, intelektual, sosial, dan emosional, MATSAMA Al-Falah Kedunglurah 2025 diharapkan mampu menjadi pintu masuk yang inspiratif bagi santri baru dalam menapaki kehidupan pesantren dan pendidikan Islam yang bermartabat.

“Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga matang secara spiritual dan sosial. Itulah wajah pendidikan pesantren masa kini,” pungkas K.H. Izuddin Zakki.

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyambut santri baru dengan semangat ukhuwah, adab, dan kebersamaan yang menjadi ciri khas kehidupan madrasah dan pesantren di lingkungan Al-Falah Kedunglurah.


--------
Kontributor : Tim Media YPP Al-Falah Kedunglurah
.
Share:

Menapaki Jejak Cahaya di Pesantren Al-Falah: Bersama Menjadi Generasi Cahaya Umat


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin, segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk menimba ilmu di tempat yang mulia ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sang pembawa cahaya yang menerangi zaman.

  • Yang kami hormati, seluruh dewan asatidz dan asatidzah Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek,
  • Yang kami banggakan, para santri – para penempuh jalan ilmu dan cahaya peradaban,
  • Serta alumni, wali santri dan simpatisan YPP Al-Falah dimanapun berada yang dirahmati Allah.


Santri: Pewaris Ulama, Penjaga Warisan Langit

Hari ini (Senin, 14 Juli 2025) adalah hari yang istimewa. Karena hari ini, kita menyambut kehadiran para santri baru – generasi muda yang Allah pilih untuk mengabdi pada ilmu dan agama. Di tengah gempuran zaman yang penuh godaan, kalian memilih jalan yang tidak semua orang mampu melaluinya. Jalan thalabul ‘ilmi – menuntut ilmu, dengan penuh kesabaran dan keistiqamahan.

Sebagaimana sabda Nabi SAW:

"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)

Menjadi santri bukan hanya belajar membaca kitab dan menghafal dalil. Menjadi santri adalah proses menjadi manusia yang lebih taat, lebih berakhlak, dan lebih bermanfaat bagi umat. Di pesantren inilah, kalian akan ditempa — bukan hanya menjadi cerdas secara intelektual, tapi juga matang secara spiritual dan sosial.


Para Asatidz: Lentera Ilmu dan Penerus Cahaya Nabawi

Kepada segenap dewan asatidz dan asatidzah, kami haturkan penghormatan dan apresiasi sedalam-dalamnya. Panjenengan adalah pelanjut tugas para nabi. Dalam sunyi, Panjenengan menyalakan cahaya untuk santri. Dalam kesabaran, Panjenengan membentuk generasi yang kelak akan menjadi pelita umat di tengah kegelapan.

Semoga setiap huruf yang Panjenengan ajarkan, setiap nasihat yang Panjenengan sampaikan, menjadi saksi di hadapan Allah kelak, dan menjadi pahala jariyah yang tak terputus.


Mutiara Hikmah & Motivasi

Wahai para santri, ingatlah:

“Ilmu tanpa adab adalah kehancuran, dan adab tanpa ilmu adalah kesia-siaan.”
(Imam Malik rahimahullah)

Jadikan setiap langkah di pesantren ini sebagai ladang amal. Nikmatilah prosesnya, meski tidak selalu mudah. Karena sesungguhnya di balik kesabaran itu, Allah menyimpan keberkahan dan kemuliaan yang luar biasa.

Dan untuk para asatidz, yakinlah:

“Apa yang Panjenengan tanam hari ini mungkin tidak langsung tampak hasilnya, tapi percayalah, akar kebaikan itu sedang tumbuh dalam hati para santri, dan akan berbuah di waktu yang Allah kehendaki.”


Penutup

Mari kita songsong tahun pendidikan ini dengan semangat baru. Santri dengan tekad untuk belajar, dan para guru dengan cinta dalam membimbing. InsyaAllah, dari tempat sederhana ini, akan lahir generasi yang agung — yang akan menjaga agama, membela umat, dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Semoga Allah SWT memberkahi seluruh langkah kita, menjadikan pesantren ini lumbung ilmu, cahaya akhlak, dan taman surga dunia.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


.
Sambutan dari Pengasuh Ponpes Al-Falah, Kedunglurah
Salam Hormat,
Agus H. Muhammad Izuddin Zakki
.
Share:

Sabtu, 12 Juli 2025

MA & MTs Qur’an Nurul Falah Siap Songsong Tahun Ajaran Baru 2025/2026: Rapat Bersama Dewan Asatidz Bahas Program Strategis

Alfalah News - Pogalan, 12 Juli 2025 — Menyambut datangnya tahun ajaran baru 2025/2026, Kepala Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falah, Bapak Muh. Izuddin Zakki (Gus Zakki), bersama Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Qur'an Nurul Falah, Bapak Muh. Fuad Zen, menggelar rapat koordinasi bersama jajaran Dewan Asatidz dan Asatidzah. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Yayasan Pondok Pesantren Al Falah Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.

Rapat ini menjadi momentum penting untuk menyatukan visi dan langkah menjelang pembukaan tahun pelajaran yang baru. Dalam suasana penuh semangat pengabdian dan komitmen pendidikan, rapat menghasilkan sejumlah keputusan strategis, antara lain:

  1. Pelaksanaan MATSAMA (Masa Ta’aruf Siswa Madrasah) akan diikuti seluruh siswa baru, bertempat di Gedung Belakang Lantai 2.
  2. Isi kegiatan MATSAMA meliputi:
    • Kepesantrenan oleh Gus Fuad dan Bu Aning.
    • Nilai dan Tata Krama oleh Gus Zakki dan Bu Laili.
    • Pesantren Ramah Anak oleh perwakilan Kepolisian dan Bu Desita.
    • Moderasi dan Toleransi oleh Pak Faisal dan Bu Isma.
    • Karakter dan Kesehatan oleh tim dari Puskesmas dan Bu Indri.
      Guru-guru lainnya akan membantu secara bergantian, dengan minimal 3 guru pendamping per hari.
  3. Pembukaan MATSAMA dijadwalkan pada hari Selasa, dan diharapkan seluruh guru hadir.
  4. Tahun ajaran baru dimulai dengan penegasan model perilaku sekolah yang lebih disiplin dan berintegritas.
  5. Kepala madrasah akan aktif berkeliling kelas saat proses KBM berlangsung untuk memastikan kelancaran kegiatan belajar mengajar.
  6. Pakaian guru harus rapi dan tidak casual, mencerminkan profesionalisme pendidik.
  7. Jam kehadiran guru maksimal pukul 07.40 WIB.
  8. Waktu pulang guru harus sesuai jadwal yang telah ditentukan.
  9. Pembelajaran Bahasa Inggris dan Arab difokuskan pada penguatan kosakata sebagai pondasi.
  10. Pembelajaran berbasis praktik akan ditingkatkan untuk mengasah keterampilan siswa.
  11. Setiap guru wajib menyusun program kerja atau rencana pengembangan pembelajaran.
  12. Pak Faisal dan Pak Ghozali akan mengajar di hari Sabtu.
  13. Upacara hari Senin akan diaktifkan kembali, sebagai bagian dari pendidikan karakter siswa.
  14. Hari Sabtu menjadi waktu untuk persiapan upacara oleh guru-guru.
  15. Peringatan hari besar (PHBN/PHBI) harus disusun dalam bentuk rancangan kegiatan terlebih dahulu.


Dengan adanya rapat koordinasi ini, MA dan MTs Qur’an Nurul Falah menunjukkan keseriusan dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pembinaan karakter santri. Diharapkan seluruh tenaga pendidik dapat menjalankan program-program tersebut dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.



Kontributor : Tim Media YPP Al Falah Kedunglurah

Share:

Masjid Al Falah Krandegan Hidupkan Tradisi Menuntut Ilmu Lewat Ngaji Bersama Gus Zakki


Alfalah News, Krandegan Suasana hangat dan penuh semangat terasa di Teras Masjid Al Falah, Desa Krandegan, Kecamatan Gandusari, pada Jumat malam, 11 Juli 2025. Dalam rangkaian kegiatan rutinan ngaji, jamaah dan takmir masjid mendapatkan siraman rohani dari K.H. Muh. Izuddin Zakki (Gus Zakki), Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Kedunglurah.

Kajian yang dimulai pukul 19.30 WIB hingga selesai tersebut mengangkat tema “Keutamaan Menuntut Ilmu”. Tema ini sengaja diangkat untuk meneguhkan kembali peran masjid sebagai pusat peradaban ilmu dan spiritual umat.

Dalam penyampaiannya, Gus Zakki menekankan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah besar yang memiliki kemuliaan tersendiri di sisi Allah SWT. Ia menyampaikan sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

“Majelis seperti ini adalah bagian dari jalan menuju surga. Bukan karena tempatnya, tapi karena niat dan semangat kita yang datang untuk belajar,” ungkap Gus Zakki dengan penuh semangat.

Beliau juga menyampaikan bahwa ilmu adalah cahaya yang akan membimbing manusia dalam menjalani kehidupan. Tanpa ilmu, ibadah bisa kehilangan arah, dan tanpa ilmu, umat mudah terjerumus pada kebodohan dan perpecahan.

Dalam kesempatan tersebut, para jamaah tampak antusias mengikuti setiap nasihat yang disampaikan. Tak sedikit dari mereka yang mencatat poin-poin penting sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari.

Takmir Masjid Al Falah menyampaikan apresiasi dan harapan agar kajian rutin semacam ini terus dihidupkan. Selain sebagai sarana belajar agama, kegiatan ini juga mempererat ukhuwah antarwarga dan memperkuat komitmen keislaman di tengah masyarakat.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh Gus Zakki, disertai harapan agar para jamaah senantiasa diberi keistiqamahan dalam mencari ilmu dan mengamalkannya.



Kontributor : Tim Media YPP Al Falah Kedunglurah
.

.

Share:

Kamis, 10 Juli 2025

Hijrah Menuju Kebaikan: Gus Zakki Sampaikan Hikmah Muharram dan Kepedulian Sosial


Sugihan, 10 Juli 2025 — Peringatan Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek berlangsung penuh hikmah dan kebersamaan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Pimpinan Ranting Muslimat NU dan Fatayat NU Sugihan bersama Pemerintah Desa Sugihan tersebut dipusatkan di Balai Desa Sugihan, Rabu malam (10/7).

Acara ini dikemas dalam bentuk Pengajian Umum dan Santunan Yatim, Piatu, dan Dhuafa, dengan menghadirkan penceramah K.H. Muhammad Izuddin Zakki atau yang akrab disapa Gus Zakki, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Sugihan beserta jajaran Perangkat Desa, Pengurus NU dan Banom NU, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, serta ratusan jamaah dari Muslimat NU dan Fatayat NU Sugihan dan sekitarnya. Suasana penuh kekeluargaan dan keikhlasan tampak menyelimuti Balai Desa Sugihan pagi itu.

Dalam ceramahnya, Gus Zakki menyampaikan bahwa Tahun Baru Islam atau 1 Muharram bukan sekadar pergantian kalender, melainkan momentum untuk evaluasi diri dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

"Bulan Muharram adalah bulan yang sangat dimuliakan. Allah SWT menyebutnya sebagai salah satu dari empat bulan haram, bulan suci di mana amalan kebaikan dilipatgandakan dan dosa diperberat. Maka, mari kita jadikan Tahun Baru Hijriyah ini sebagai awal hijrah menuju pribadi yang lebih baik, lebih taat, lebih dermawan dan peduli sesama," tutur Gus Zakki.


Lebih lanjut, beliau mengingatkan tentang keutamaan menyantuni anak yatim, piatu, dan dhuafa sebagaimana banyak diajarkan dalam Al-Qur’an dan Hadis.

"Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Aku dan orang yang memelihara anak yatim seperti ini di surga'—beliau sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah yang berdekatan. Maka siapa yang memuliakan anak yatim, Allah akan memuliakan hidupnya," ungkapnya.

Santunan kepada yatim, piatu, dan dhuafa yang dilaksanakan dalam kegiatan ini, menurut Gus Zakki, adalah bentuk nyata dari solidaritas sosial dan kepedulian yang diajarkan dalam Islam.

"Kita ini diajarkan bukan sekadar menjadi manusia yang taat kepada Allah, tetapi juga harus memiliki kasih sayang dan kepedulian sosial kepada sesama makhluk-Nya. Memberi kepada anak yatim dan kaum dhuafa bukanlah mengurangi harta, justru Allah janjikan keberkahan dan rezeki yang berlimpah," tegas beliau.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan santunan kepada puluhan anak yatim, piatu dan kaum dhuafa secara simbolis, diiringi doa bersama untuk keberkahan dan keselamatan. Para jamaah tampak antusias dan haru mengikuti seluruh rangkaian kegiatan hingga selesai.

Peringatan Tahun Baru Islam ini diharapkan menjadi agenda rutin yang tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai keimanan, kepedulian sosial dan semangat kebersamaan di tengah-tengah masyarakat Desa Sugihan.



Editor : Tim Media YPP Al Falah Kedunglurah
.
Share:

Perempuan dengan Seribu Impian Tak Pantas Tumbang oleh Keadaan

المَرْأَةُ الَّتِي لَدَيْهَا أَلْفُ حُلْمٍ لَا تَسْتَحِقُّ السُّقُوطَ بِسَبَبِ الظُّرُوفِ

 Al-mar’atu allati ladayhā alfu ḥulmin lā tastaḥiqqu as-suqūṭa bisabab azh-zhurūf

“Perempuan yang memiliki seribu impian tidak pantas jatuh hanya karena keadaan.”



Perempuan adalah tiang kekuatan bagi peradaban. Di balik lembutnya tutur kata, tersimpan jiwa tangguh yang mampu menahan ribuan beban kehidupan. Namun, sering kali perempuan dihadapkan pada berbagai situasi sulit—tekanan sosial, ekonomi, bahkan budaya—yang berusaha mengekang langkah dan mimpinya.

Namun satu hal yang tidak boleh dilupakan:

المَرْأَةُ الَّتِي لَدَيْهَا أَلْفُ حُلْمٍ لَا تَسْتَحِقُّ السُّقُوطَ بِسَبَبِ الظُّرُوفِ

 Perempuan dengan seribu impian tidak pantas jatuh hanya karena keadaan.

Setiap perempuan yang memiliki mimpi, sekecil apapun, layak diperjuangkan. Mimpi adalah hakikat hidup, sumber kekuatan yang mampu mendorong langkah untuk terus bangkit, meskipun berkali-kali terjatuh.

Kisah-kisah perempuan hebat dalam sejarah adalah bukti bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Lihatlah Asiyah binti Muzahim, istri Firaun yang tetap beriman meski diancam kematian. Atau Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah SAW, yang tidak hanya berperan sebagai istri, tetapi juga sebagai mitra perjuangan dan pelaku ekonomi ulung. Semangat dan tekad mereka adalah pelita yang terus menyala hingga hari ini.

Sebagaimana ajaran Islam, bahwa kesabaran, ketabahan, dan keimanan mampu mengubah derita menjadi kemuliaan:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (الشرح: 6)

 “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Maka, kepada setiap perempuan yang saat ini tengah berjuang di bawah beban keadaan, jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan biarkan keterbatasan mematikan semangat. Jadikan setiap rintangan sebagai batu loncatan menuju masa depan yang gemilang.

Perempuan bukan hanya pelengkap kehidupan, melainkan pelaku utama perubahan. Seribu impian adalah kekuatan yang tak bisa dihentikan, kecuali oleh dirinya sendiri.


Referensi:

  1. Al-Qur'an Surah Al-Insyirah: 6“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
  2. Kaidah Arab: المرأة التي لديهاألف حلم لاتستحق السقوط بسبب الظروف

  3. Sirah Nabawiyah: Kisah Khadijah binti Khuwailid & Asiyah binti Muzahim.

  4. Buku: Perempuan Berkarakter Surga – Syaikh Dr. Aidh Al-Qarni.



Oleh : Hj. Dina Kamila (Pengasuh Ponpes Al-Falah Putri - Kedunglurah)
Editor : Tim Media YPP Al-Falah
.
Share:

Rabu, 09 Juli 2025

Kepala Kemenag Trenggalek Ajak Gus Zakki dan Gus Ipung Bahas Kesejahteraan Guru Madrasah Non-sertifikasi


Alfalah News, Trenggalek — Kepedulian terhadap kesejahteraan para guru Madrasah yang hingga kini belum tersentuh program sertifikasi menjadi perhatian serius Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Trenggalek, Dr. Drs. Muhammad Nur Ibadi, M.M. Dalam rangka mencari solusi dan dukungan atas gagasan program peningkatan kesejahteraan tersebut, beliau menginisiasi pertemuan santai dengan dua tokoh muda Nahdliyin, yakni K.H. Muh. Izuddin Zakki (Gus Zakki), Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah sekaligus Ketua PC GP. Ansor Kabupaten Trenggalek, dan K.H. Saiful Islami (Gus Ipung), Pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah Kelutan.

Pertemuan berlangsung penuh keakraban di sebuah warung sederhana yang terletak tidak jauh dari Kantor Kemenag Kabupaten Trenggalek pada Rabu, 9 Juli 2025. Meskipun pertemuan berlangsung informal, namun pembahasan yang diangkat sangat mendalam dan penuh semangat.

Dr. Muhammad Nur Ibadi mengungkapkan keprihatinannya terhadap para guru Madrasah, khususnya yang hingga saat ini belum tersentuh program sertifikasi sehingga belum memperoleh hak-hak kesejahteraan yang layak. Ia berharap dukungan dan masukan dari para kiai muda yang selama ini dekat dengan masyarakat akar rumput.

“Saya ingin mendengar langsung masukan dari panjenengan berdua, Gus Zakki dan Gus Ipung. Kami di Kemenag sedang merancang program agar guru-guru Madrasah non-sertifikasi bisa mendapatkan perhatian, setidaknya melalui kolaborasi dengan BAZNAS atau lembaga sosial lain,” ungkap Kepala Kemenag Trenggalek.

Merespons hal tersebut, Gus Zakki memberikan apresiasi atas inisiatif Kemenag yang peduli terhadap nasib para guru Madrasah. Ia menegaskan bahwa ia bersama Gus Ipung (selaku Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah di Trenggalek) akan selalu siap mendukung langkah-langkah positif yang berpihak kepada para pejuang pendidikan Islam.

“Ini langkah yang sangat baik dan mulia. Guru-guru Madrasah dan Pondok Pesantren selama ini menjadi ujung tombak dalam mencetak generasi bangsa yang berakhlak. Kami siap bersinergi agar program ini betul-betul berjalan,” ujar Gus Zakki.

Senada dengan itu, Gus Ipung menambahkan pentingnya mengawal agar program tersebut tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi benar-benar berdampak nyata bagi kesejahteraan para guru di pelosok-pelosok Trenggalek.

“Para guru ini adalah pejuang yang jarang disorot. Kami sangat mendukung jika ada langkah nyata yang memperhatikan nasib mereka. Pondok Pesantren dan Madrasah harus diperkuat, termasuk para pendidiknya,” tegas Gus Ipung.

Pertemuan yang berlangsung penuh kehangatan tersebut diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus menjalin komunikasi dan memperkuat kolaborasi demi kemajuan pendidikan keagamaan di Kabupaten Trenggalek.



Kontributor : Gus Zakki (Pengasuh Ponpes Al Falah Kedunglurah)
Editor : Tim Media YPP Al Falah
.
Share:

Selasa, 08 Juli 2025

Mencari Ridha Allah: Prioritas Utama dalam Kehidupan


Mencari Ridha Allah: Prioritas Utama dalam Kehidupan

رضا الناس غاية لا تدرك ورضا الله غاية لا تترك ، فاترك ما لا يدرك ، وأدرك ما لا يترك

Terjemahan:
“Keridhaan manusia adalah tujuan yang takkan pernah tercapai, sedangkan keridhaan Allah adalah tujuan yang tak boleh ditinggalkan. Maka tinggalkanlah apa yang tidak akan pernah tercapai, dan raihlah apa yang tak boleh ditinggalkan.”


Uraian Lengkap dan Jelas:
Kalimat hikmah ini mengandung pelajaran mendalam tentang prinsip hidup seorang mukmin dalam menjalani kehidupan sosial dan spiritualnya. Mari kita bahas bagian per bagian:

1. رضا الناس غاية لا تدرك

"Keridhaan manusia adalah tujuan yang takkan pernah tercapai."

Manusia adalah makhluk yang memiliki berbagai macam keinginan, harapan, dan cara pandang yang berbeda-beda. Mencoba memuaskan semua orang adalah usaha yang sia-sia, karena tidak akan pernah ada satu pun tindakan atau keputusan yang bisa memuaskan semua pihak.

Nabi Muhammad ﷺ sendiri—manusia yang paling mulia—pun tidak luput dari cercaan dan penolakan sebagian manusia, apalagi kita sebagai manusia biasa. Maka dari itu, berusaha keras demi mendapatkan pujian atau penerimaan semua orang justru akan menguras tenaga, waktu, dan seringkali menjauhkan seseorang dari kebenaran yang hakiki.


2. ورضا الله غاية لا تترك

"Keridhaan Allah adalah tujuan yang tak boleh ditinggalkan."

Sementara itu, mencari keridhaan Allah adalah kewajiban utama seorang hamba. Tidak ada tujuan hidup yang lebih tinggi daripada mendapatkan ridha-Nya.
Ridha Allah tidak bergantung pada penilaian manusia, melainkan pada keikhlasan hati, ketaatan, dan keteguhan seseorang dalam menjalankan perintah-Nya serta meninggalkan larangan-Nya.

Allah adalah Maha Mengetahui isi hati, keikhlasan, dan pengorbanan seorang hamba. Satu langkah kecil menuju keridhaan-Nya lebih berharga daripada ribuan langkah yang hanya demi pujian manusia.


3. فاترك ما لا يدرك

"Maka tinggalkanlah apa yang tidak akan pernah tercapai."

Ini adalah seruan untuk meninggalkan obsesi mengejar pujian manusia. Karena betapa pun seseorang berusaha, selalu akan ada kritik, celaan, atau ketidakpuasan dari sebagian pihak.
Daripada hidup dalam kecemasan akan penilaian manusia, lebih baik fokus pada hal yang lebih kekal dan bermakna.


4. وأدرك ما لا يترك

"Dan raihlah apa yang tak boleh ditinggalkan."

Maksudnya adalah: fokuslah pada meraih keridhaan Allah, karena inilah satu-satunya tujuan yang layak diperjuangkan seumur hidup. Ridha Allah membawa kebahagiaan dunia dan akhirat, mendatangkan ketenangan hati, dan menjadi sebab keselamatan abadi.

Dengan memprioritaskan keridhaan Allah, seseorang tidak akan goyah meskipun menghadapi cercaan manusia. Ia akan tetap kokoh di jalan kebaikan dan kebenaran.


Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari:

✅ Jangan jadikan komentar manusia sebagai penentu langkah hidup.
✅ Utamakan kejujuran, amanah, dan keikhlasan, meskipun tidak semua orang menghargainya.
✅ Ketika dihadapkan pada pilihan antara kebenaran dan popularitas, pilihlah kebenaran demi meraih keridhaan Allah.
✅ Teguhkan hati: manusia bisa salah, bisa berubah-ubah, tapi Allah Maha Adil dan Maha Mengetahui.


Penutup:

Kehidupan ini penuh dengan godaan untuk mencari pengakuan manusia. Namun nasihat emas ini mengingatkan kita untuk tetap menomorsatukan Allah, karena itulah satu-satunya tujuan yang hakiki dan kekal.

“Siapa yang mencari ridha Allah walau manusia murka, maka Allah akan meridhainya dan membuat manusia pun pada akhirnya ridha kepadanya. Namun siapa yang mencari ridha manusia sementara Allah murka, maka Allah akan murka padanya dan membuat manusia pun tak ridha kepadanya.”
(Hadis Riwayat Tirmidzi)



Oleh : K.H. Muh. Izuddin Zakki (Pengasuh PP. Al-Falah Kedunglurah)
Editor : Tim Media YPP Al-Falah
Share:

Makna dan Hukum Thaharah dalam Kitab Fathul Qorib: Telaah Bab 2 Lengkap dengan Dalil


Pendahuluan

Kitab Fathul Qorib al-Mujib fi Syarh Alfaz at-Taqrib karya Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi adalah salah satu kitab fiqih bermazhab Syafi’i yang sangat populer di kalangan pesantren di Indonesia. Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan dari kitab Taqrib karya Imam Abu Syuja’ al-Isfahani. Dalam Bab 2 kitab Fathul Qorib, dibahas tentang Thaharah (bersuci), yang merupakan bagian sangat fundamental dalam ibadah seorang Muslim.

Definisi Thaharah

Thaharah secara bahasa berarti bersih dan suci. Sedangkan menurut istilah syar’i, thaharah berarti mengangkat hadas atau menghilangkan najis baik dari badan, pakaian, maupun tempat ibadah dengan cara-cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

Dalil tentang Thaharah:

Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Hadis Nabi SAW:

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ

 “Bersuci adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim)


Macam-Macam Thaharah dalam Fathul Qorib

Kitab Fathul Qorib menjelaskan thaharah secara rinci meliputi beberapa jenis:

1. Thaharah dari Hadas

Yaitu mensucikan diri dari hadas kecil dan hadas besar. Hadas kecil disucikan dengan wudhu, sementara hadas besar disucikan dengan mandi junub (ghusl).

Dalil Wudhu:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ...

 “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kalian hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajah kalian…” (QS. Al-Ma'idah: 6)


2. Thaharah dari Najis

Yaitu menghilangkan najis dari badan, pakaian, atau tempat. Cara menghilangkan najis tergantung pada jenis najisnya: najis ringan (mukhaffafah), najis sedang (mutawassithah), dan najis berat (mughallazhah).

Dalil:

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

 “Dan pakaianmu bersihkanlah.” (QS. Al-Muddatsir: 4)

3. Thaharah Maknawiyah (Bersih Batin)

Selain bersuci lahiriah, Islam menekankan pentingnya kebersihan hati dan jiwa dari akhlak tercela seperti syirik, riya’, dan dengki. Hal ini walaupun tidak dibahas mendalam di Bab 2, merupakan ajaran Islam yang integral.


Alat-Alat Thaharah Menurut Fathul Qorib

Fathul Qorib menyebutkan alat-alat thaharah yang sah:

  1. Air suci lagi mensucikan (air mutlak): seperti air hujan, sumur, sungai, laut, embun, dan salju.

  2. Debu yang suci: digunakan dalam tayammum ketika tidak ada air atau ada uzur menggunakan air.


Dalil Tayammum:

فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا

 “Jika kalian tidak mendapatkan air, maka bertayammumlah dengan debu yang bersih.” (QS. Al-Ma'idah: 6)


Syarat dan Rukun Wudhu

Kitab Fathul Qorib menguraikan syarat dan rukun wudhu yang meliputi:

Rukun Wudhu:

  1. Niat

  2. Membasuh wajah

  3. Membasuh kedua tangan hingga siku

  4. Mengusap sebagian kepala

  5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki

  6. Tertib

Jenis Air dalam Fiqih

Fathul Qorib membedakan air dalam empat kategori:

  1. Air Suci Mensucikan (Mutlak)

  2. Air Suci Tidak Mensucikan (Mustakmal)

  3. Air Mutanajjis (Terkena Najis)

  4. Air Musyammas (Dipanasakan Matahari) – dalam bejana logam (makruh digunakan di daerah tropis)


Penutup

Bab Thaharah dalam Fathul Qorib menegaskan pentingnya kebersihan fisik dan spiritual dalam Islam. Thaharah menjadi syarat sahnya ibadah-ibadah pokok seperti shalat dan thawaf. Melalui pemahaman yang benar terhadap konsep thaharah, seorang Muslim dapat melaksanakan ibadah dengan penuh kesucian dan keikhlasan.


Daftar Pustaka:

  1. Al-Qur’anul Karim

  2. Imam Abu Syuja’, Taqrib (Matan Abu Syuja’)

  3. Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi, Fathul Qorib al-Mujib fi Syarh Alfaz at-Taqrib

  4. Imam Nawawi, Al-Majmu' Syarh al-Muhadzdzab

  5. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah

  6. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islami wa Adillatuh



Oleh : K.H. Muh. Izuddin Zakki (Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek
Editor : Tim Media YPP Al-Falah Kedunglurah

Share:

Minggu, 06 Juli 2025

Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah Terima Kunjungan Silaturahim Ketua PW GP. Ansor Jawa Timur


Alfalah News, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek, K.H. Muh. Izuddin Zakki, S.Th.I., M.Sy., menerima kunjungan silaturahim dari Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril beserta rombongan, pada Sabtu, 5 Juli 2025. Kunjungan ini dilakukan dalam rangkaian agenda PW Turba (Turun ke Bawah) ke Cabang sekaligus mengisi kegiatan Sekolah Administrasi, Upgrading Kaderisasi, dan Akreditasi yang diselenggarakan oleh PC GP. Ansor Trenggalek di Gedung Bhawarasa.

Kedatangan Ketua PW GP. Ansor Jawa Timur beserta rombongan disambut hangat oleh Kiai Izuddin Zakki di kediamannya, yang juga merupakan kompleks Pondok Pesantren Al-Falah Kedunglurah. Suasana penuh keakraban dan kekeluargaan tampak dalam pertemuan tersebut, mempererat jalinan ukhuwah dan sinergi antar pengurus Ansor baik di tingkat wilayah maupun cabang.

Dalam sambutannya, H. Musaffa Safril menyampaikan apresiasi atas semangat kaderisasi dan penguatan organisasi yang terus dilakukan oleh PC GP. Ansor Trenggalek.
"Ansor Trenggalek adalah contoh nyata bahwa semangat kaderisasi, penguatan administrasi, dan militansi bisa berjalan beriringan. Kami di wilayah sangat mendukung dan berharap semangat seperti ini terus dijaga agar Ansor semakin kuat dan bermanfaat untuk umat, bangsa, dan negara," ungkapnya.


Sementara itu, K.H. Muh. Izuddin Zakki menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kunjungan serta perhatian PW GP. Ansor Jatim kepada Trenggalek.
"Kunjungan ini adalah bentuk perhatian dan motivasi yang sangat berarti bagi kami di daerah. Semoga silaturahim ini membawa berkah dan kekuatan baru dalam merawat kader, menguatkan organisasi, serta menjaga nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah di tengah masyarakat," tutur beliau.

Setelah pertemuan di kediaman, Ketua PW GP. Ansor beserta rombongan melanjutkan agenda ke Gedung Bhawarasa untuk menghadiri dan memberikan materi dalam kegiatan Sekolah Administrasi, Upgrading Kaderisasi, dan Akreditasi yang diikuti oleh ratusan kader Ansor dan Banser se-Kabupaten Trenggalek.


Oleh : Tim Media YPP AL FALAH OR.ID

Share:

Sabtu, 05 Juli 2025

Santri Pulang ke Pangkuan Guru: Gus Zakki dan Spirit Hurmat, Khidmah, serta Tabarukan di Haul Masyayikh Al Falah Ploso

Setiap santri adalah anak ruhani dari para masyayikh, dan setiap alumni adalah bagian tak terpisahkan dari keluarga besar pesantren. Begitulah yang tergambar dalam sosok Gus Zakki—seorang santri sekaligus alumni yang kini menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Kedunglurah, Trenggalek—ketika menghadiri Haul Masyayikh Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri pada 3-5 Juli 2025.

Haul ini bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi momentum spiritual yang dalam untuk mempererat tali batin antara santri, alumni, dan guru-guru besar yang telah wafat. Dengan penuh hurmat (penghormatan), khidmah (pengabdian), dan tabarukan (mengharap berkah), Gus Zakki hadir bersama ribuan jamaah lain untuk mengenang, mendoakan, dan meneladani perjuangan para masyayikh yang telah membangun peradaban pesantren dengan ilmu dan keteladanan.

Sebagai alumni yang kini mengasuh pesantren sendiri, kehadiran Gus Zakki mengandung pesan moral yang kuat: "Santri tetap santri, di mana pun dan kapan pun." Meski telah menjadi tokoh masyarakat dan pemimpin pesantren, beliau tidak melupakan asal-muasal spiritualnya. Dengan penuh ketawadhuan, Gus Zakki bersilaturahim dengan para dzurriyah (keturunan) masyayikh dan sesama alumni, memperkuat rasa cinta dan loyalitas kepada pusat keilmuan dan spiritual tersebut.

Haul Masyayikh Ploso Kediri adalah manifestasi dari ajaran hubbul ulama (cinta kepada ulama) dan itba'us shalihin (mengikuti orang-orang saleh). Nilai-nilai inilah yang selalu ditanamkan di berbagai pesantren, termasuk di Pondok Al Falah Kedunglurah yang kini diasuh Gus Zakki. Tidak heran jika setiap tahun, haul ini dihadiri oleh ribuan orang yang datang bukan hanya dari Jawa Timur, tetapi dari berbagai pelosok Indonesia.

Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, haul seperti ini menjadi oase ruhani yang meneguhkan identitas pesantren sebagai benteng moral dan pusat peradaban Islam Nusantara. Kehadiran para alumni, terutama yang telah berkiprah di masyarakat, menjadi teladan nyata bagi santri-santri muda tentang pentingnya menjaga adab, khidmah, dan kesetiaan kepada guru.

Gus Zakki sendiri dalam berbagai kesempatan sering menekankan bahwa "Santri yang tidak mengenang dan mendoakan gurunya ibarat pohon yang tercerabut dari akarnya." Maka, melalui haul ini, beliau tidak hanya hadir secara fisik, tapi juga hadir dengan jiwa yang sepenuhnya tunduk dan hormat kepada warisan para guru dan pendiri pesantren.

Haul Masyayikh Al Falah Ploso bukan hanya ajang mengenang masa lalu, tetapi juga menyalakan api perjuangan untuk masa depan. Hurmat, khidmah, dan tabarukan yang diperlihatkan Gus Zakki dan para alumni lainnya menjadi bukti bahwa santri tidak pernah benar-benar "lulus" dari pesantren, sebab pesantren adalah rumah yang abadi di dalam hati.


Oleh : Tim Media YPP ALFALAH.OR.ID 

Share:

Jumat, 04 Juli 2025

Menumbuhkan Niat, Keikhlasan, dan Kesungguhan dalam Menuntut Ilmu: Telaah Kitab Ta’limul Muta’allim Bab 2


Pendahuluan

Ilmu merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam menjalani kehidupan. Dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya bernilai duniawi, tetapi juga menjadi jalan menuju kemuliaan di sisi Allah SWT. Kitab Ta’limul Muta’allim Thariq at-Ta’allum karya Syekh Burhanuddin Az-Zarnuji adalah salah satu rujukan klasik yang membahas adab dan prinsip-prinsip dasar dalam menuntut ilmu. Dalam Bab 2 kitab ini, ditekankan pentingnya niat yang benar, keikhlasan, serta kesungguhan sebagai pondasi dalam proses pencarian ilmu.

Pembahasan

1. Pentingnya Niat dalam Menuntut Ilmu

Syekh Az-Zarnuji menjelaskan bahwa setiap amal sangat bergantung pada niatnya. Menuntut ilmu harus dilandasi oleh niat untuk mendapatkan ridha Allah SWT dan mengamalkan ilmu demi kebaikan umat, bukan untuk meraih kedudukan, harta, atau popularitas.

Beliau menukil hadits Nabi Muhammad SAW:

"Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, pelajar harus senantiasa meluruskan niatnya agar ilmu yang didapatkan bernilai ibadah.

2. Keikhlasan Sebagai Kunci Keberkahan Ilmu

Keikhlasan adalah sikap memurnikan tujuan semata-mata karena Allah SWT. Syekh Az-Zarnuji menekankan bahwa ilmu yang diperoleh dengan keikhlasan akan mendatangkan keberkahan dan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.

Ilmu yang diperoleh tanpa keikhlasan justru dapat menjadi petaka dan tidak membawa manfaat sebagaimana sabda Nabi SAW:

"Barang siapa menuntut ilmu untuk menyaingi ulama, mendebat orang bodoh, atau menarik perhatian manusia, maka ia di neraka."
(HR. Ibnu Majah)

3. Kesungguhan dan Ketekunan dalam Menuntut Ilmu

Dalam Bab 2 ini, Syekh Az-Zarnuji juga menekankan pentingnya mujahadah (kesungguhan) dan istiqamah (konsistensi). Tidak ada keberhasilan dalam menuntut ilmu tanpa usaha keras dan pengorbanan. Pelajar harus mampu melawan rasa malas, lelah, dan gangguan duniawi.

Syekh Az-Zarnuji memberikan motivasi dengan perkataan:

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan apa yang diinginkannya.”

Selain itu, beliau menyarankan agar pelajar menjaga waktu, menghindari perbuatan sia-sia, serta senantiasa berdoa kepada Allah agar dimudahkan dalam proses belajar.

Relevansi Ajaran Ta'limul Muta'allim dalam Konteks Modern

Prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Ta’limul Muta’allim tetap relevan hingga saat ini. Di era digital dengan berbagai distraksi, pelajar modern perlu lebih menjaga niat dan keikhlasan agar tidak terjebak dalam mencari popularitas atau gelar semata. Kesungguhan dan ketekunan juga menjadi kunci untuk meraih kesuksesan dalam studi dan kehidupan profesional.

Kesimpulan

Kitab Ta’limul Muta’allim Bab 2 mengajarkan bahwa menuntut ilmu adalah ibadah yang harus dilandasi niat yang tulus, keikhlasan, dan kesungguhan. Tanpa ketiga aspek tersebut, ilmu yang diperoleh dikhawatirkan tidak membawa manfaat bahkan bisa menjadi bumerang di hadapan Allah SWT. Ajaran ini tetap relevan dan patut menjadi pedoman bagi setiap penuntut ilmu di segala zaman.


Daftar Pustaka

  1. Az-Zarnuji, Burhanuddin. Ta'limul Muta'allim Thariq at-Ta'allum. Beirut: Darul Fikr, tanpa tahun.

  2. Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Shahih al-Bukhari. Kairo: Darul Hadits, 2004.

  3. Muslim bin Hajjaj. Shahih Muslim. Riyadh: Darussalam, 2000.

  4. Ibnu Majah. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar al-Fikr, 1995.



Oleh : K.H. Muh. Izuddin Zakki (Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek
Editor : Murdiyanto (Ketua BSA Trenggalek)
Share:

"Kebutuhan manusia terhadap ilmu jauh lebih besar daripada kebutuhannya terhadap makan dan minum karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali saja dalam sehari, sedang ilmu, dibutuhkan dalam setiap embusan napas"

"Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamalkannya dan kemudian menyebarkannya." - Sufyan bin Uyainah

Bagi Bapak/Ibu Dewan Asatidz, Asatidzah, Wali Santri, Alumni atau Santri yang ingin menulis Artikel, Opini, Berita, Puisi, Khutbah (atau karya lainnya) dan menghendaki di PUBLIKASIKAN di Website YPP Al-FALAH ini, bisa dikirimkan melalui Email : yppalfalahkedunglurah@gmail.com. Terima Kasih

Informasi PPDB Tahun 2025

Informasi Penerimaan Calon Peserta Didik Baru YPP Al-Falah Tahun 2025

INFORMASI Penerimaan Calon Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2025/2026 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yayasan Pondok Pesantren AL-FALAH Kedunglurah ...

Terjemahkan

Kajian Kitab Kuning

Maqalah Imam Syafi'i

"Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena sulitnya ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran."