Rabu, 05 Februari 2025

Memahami Bab Pertama Kitab Jurumiyah — Pengantar Ilmu Nahwu


Pendahuluan

Kitab Al-Jurumiyah merupakan salah satu kitab klasik yang sangat populer dalam pengajaran ilmu Nahwu (tata bahasa Arab), khususnya di kalangan pesantren tradisional. Disusun oleh Syaikh Ash-Shanhaji (Ibnu Ajurrum), kitab ini menjadi pegangan dasar bagi para pemula yang ingin memahami struktur gramatika bahasa Arab. Bab pertama dari kitab ini membahas tentang pengertian kalam (الكلام), yang menjadi fondasi penting dalam ilmu nahwu.


Bab 1: Pengertian Kalam (الكلام)

Dalam pembukaannya, kitab Al-Jurumiyah menyebutkan:

"الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع"

Terjemahannya:
Kalam adalah lafadz yang tersusun, memberikan faidah (makna sempurna), dan ditetapkan secara konvensional.

Penjelasan Unsur-unsur Kalam

  1. اللفظ (al-lafzh):
    Yaitu suara yang keluar dari mulut dan terdiri dari huruf-huruf yang dapat didengar. Misalnya, kata "زيد" (Zaid), berbeda dengan tulisan atau isyarat.

  2. المركب (al-murakkab):
    Kalimat harus tersusun dari dua atau lebih kata. Misalnya: "جاء زيد" (Zaid telah datang), terdiri dari fi’il dan fa’il.

  3. المفيد (al-mufid):
    Kalimat tersebut harus memberikan makna yang utuh, yang dapat dimengerti tanpa membutuhkan tambahan penjelas.

  4. بالوضع (bi al-wadh‘):
    Ditentukan secara konvensional atau digunakan sesuai kebiasaan bahasa Arab. Ini membedakan antara ucapan bermakna dan suara yang tak dimengerti seperti teriakan.


Klasifikasi Kalam dalam Ilmu Nahwu

Setelah memahami pengertian kalam, para ulama nahwu membagi kalam ke dalam tiga bagian utama:

  1. Isim (اسم):
    Kata benda atau sesuatu yang menunjukkan nama orang, tempat, atau benda. Contoh: "رجل" (seorang laki-laki), "كتاب" (buku).

  2. Fi’il (فعل):
    Kata kerja yang menunjukkan peristiwa atau perbuatan dalam waktu tertentu. Contoh: "ذهب" (telah pergi), "يكتب" (sedang menulis).

  3. Harf (حرف):
    Kata sambung atau huruf yang tidak memiliki makna kecuali jika bersama kata lain. Contoh: "في" (di), "من" (dari).


Signifikansi Bab Kalam dalam Pembelajaran Nahwu

Pemahaman terhadap definisi kalam menjadi dasar untuk membedakan antara kalimat sah dalam bahasa Arab dengan rangkaian kata yang belum sempurna. Selain itu, penguasaan struktur kalam akan menjadi pintu masuk memahami susunan ayat Al-Qur’an dan Hadis secara gramatikal.


Kesimpulan

Bab pertama dari Kitab Al-Jurumiyah bukan hanya sekadar pembahasan definisi, tetapi fondasi bagi semua pembelajaran ilmu nahwu berikutnya. Dengan memahami apa itu kalam, siswa akan dapat mengidentifikasi susunan kalimat, mengenali jenis kata, dan menilai keabsahan struktur bahasa dalam konteks Arab.


Daftar Pustaka

  1. Ash-Shanhaji, Muhammad bin Da’ud. Al-Muqaddimah Al-Jurumiyyah fi ‘Ilm an-Nahw. Beirut: Dar Ibn Hazm, 2002.

  2. Az-Zajjaji, Abu al-Qasim. Al-Jumal fi An-Nahw. Dar al-Ma’rifah, 1981.

  3. Al-Mubarakfuri, Shamsuddin. Tuhfatul Athfal wa al-Ghilman. Maktabah Salafiyyah, 1980.

  4. Al-Malibari, Zainuddin. Hasyiyah al-Malibari 'ala al-Jurumiyyah, Maktabah Syamilah.

  5. Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan. Syarh al-Jurumiyyah, Dar al-Imam Ahmad, 2010.

  6. Muhammad Salih, Ilmu Nahwu Dasar, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2009.



Oleh : K.H. Muh. Izuddin Zakki (Pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah, Trenggalek
Editor : Murdiyanto (Ketua BSA Trenggalek)

.

Share:

"Kebutuhan manusia terhadap ilmu jauh lebih besar daripada kebutuhannya terhadap makan dan minum karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali saja dalam sehari, sedang ilmu, dibutuhkan dalam setiap embusan napas"

"Tahapan pertama dalam mencari ilmu adalah mendengarkan, kemudian diam dan menyimak dengan penuh perhatian, lalu menjaganya, lalu mengamalkannya dan kemudian menyebarkannya." - Sufyan bin Uyainah

Informasi PPDB Tahun 2025

Informasi Penerimaan Calon Peserta Didik Baru YPP Al-Falah Tahun 2025

INFORMASI Penerimaan Calon Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2025/2026 Assalamu’alaikum Wr. Wb. Yayasan Pondok Pesantren AL-FALAH Kedunglurah ...

Terjemahkan

Kajian Kitab Kuning

Maqalah Imam Syafi'i

"Orang yang pandai akan bertanya tentang apa yang ia ketahui dan tidak ia ketahui. Dengan menanyakan apa yang ia ketahui, maka ia akan semakin mantap, dan dengan menanyakan apa yang belum ia ketahui, maka ia akan menjadi tahu. Sementara orang bodoh itu meluapkan kemarahannya karena sulitnya ia belajar, dan ia tidak menyukai pelajaran."